Taman Kenangan Dinilai Tanpa Kajian, Lapak Pangker Tak Dioptimalkan

by -22 Views

PELALAWAN – Kemacetan tak terhindarkan dan banyak pengendara memilih jalur alternatif lain untuk menghindari kemacetan yang terjadi di seputaran Taman Kenangan, Jalan Lintas Timur, Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Jalan Lintas Timur Maharaja Indra, Pangkalan Kerinci, setiap harinya rawan dengan kemacetan terutama pada pagi hari jelang berangkat dan pulangnya anak sekolah.

“Macet bang, ada dua Sekolah Negeri yang berdiri di sini,”ujar Husin, warga Pangkalan Kerinci yang setiap hari melintas di jalan itu tujuan Pasar Baru, Sabtu (28/09/2024) pagi.

Akibat kemacetan tersebut, banyak para pengendara roda dua maupun roda empat, baik dari arah pos satu lampu merah PT RAPP menuju Kantor Bupati maupun Pasar Baru, begitu sebaliknya yang mengalihkan rute perjalanannya melalui Jalan Pemda.

Pantauan awak media di lokasi Jalan Lintas Timur Maharaja Indra, nyaris tertutup dan menyisakan satu jalur untuk para pengendara roda empat. Setengah badan jalan dipenuhi kendaraan roda dua dari para pelajar dan kendaran orangtua pelajar yang mengantar anaknya sekolah maupun menjemput seusai belajar. Hal itu dilakukan para pelajar dan orang tua karena lahan parkir telah berubah menjadi Taman Kenangan sehingga memaksa pengendara berhenti di badan jalan. Kondisi jalan semakin parah karena banyaknya kendaran yang berhenti cukup lama.

Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kelompok Jaringan Rakyat Indonesia-Anti Korupsi (Kejari-AK), Kabupaten Pelalawan, Anthon Mandala, saat ditemui di Rumah Makan Kota Buana, Pangkalan Kerinci, Sabtu (28/9) merasa prihatin melihat kondisi jalan yang seharusnya lancar akhirnya menjadi macet.

“Bagaimana tidak macet, di situ ada dua sekolah yang tentunya aktifitas keluar masuk pada saat jam masuk sekolah maupun pulang sangat padat,”ujarnya.

Kondisi tersebut diperparah lagi dengan tidak adanya halaman parkir bagi para pengantar dan penjemput anak sekolah akibat dibangunnya pusat jajanan dan hiburan malam oleh Bupati.
“Di samping membuat kemacetan, selama berdirinya Taman Kenangan yang dibangun oleh Bupati Pelalawan H. Zukri diketahui telah banyak menuai pro dan kontra dari kalangan masyarakat,” kata Anthon.

“Mulai dari hiburan malam berupa musik pada bulan Ramadhan lalu yang dinilai telah mengganggu jalannya ibadah Tarawih sebab di seberang jalan berdiri pula masjid besar Al Muttaqin yang merupakan tempat sakral bagi umat Islam. Ada pula pertunjukan musik DJ yang juga menuai banyak kritik yang notabene nya tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya Melayu Riau,” tambahnya.

“Seharusnya membangun pusat jajanan dan hiburan malam, pakai kajian. Untuk apa dibangun di situ, masih ada Gerai Makan (Lapak Pangker) yang bisa dioptimalkan untuk tempat jajanan,” terang Anthon yang juga merupakan Penasehat Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPP Polri) Kabupaten Pelalawan.

“Kalau dilihat, bupati sepertinya tidak mempunyai master plan untuk kota Pangkalan Kerinci yang mulai masuk menjadi kota besar dan padat,” lanjut Anthon.

“Inilah kalau membangun tidak memakai kajian, hanya sekedar dengar bisikan dari oknum-oknum yang punya kepentingan. Hancur negara ini jadinya kalau sifat itu dibawa,” kata Anthon Mandala mengakhiri.

Senada dengan Anthon, salah satu pedagang PANGKER inisial (JM) mengutarakan bahwa semenjak dibangunnya Taman Kenangan, Lapak Pangker tak lagi menunjukkan eksistensinya. Pengoperasiannya tak lagi optimal, pendapatan menurun bahkan Lapak Pangker terkesan angker sebab bangunannya sudah tampak tak terawat lagi.

“Semenjak ada Taman Kenangan, memang banyak kemerosotan lapak Pangker, maklum saja di satu sisi saat ini lapak Pangker ini kesannya di masyarakat lapak Angker apalagi adanya bangunan driver true dan bangunan sebelah kiri pintu masuk itu sangat besar pengaruhnya ke dalam bahkan bangunan itu udah dibilang orang rumah Genderuwo karena sudah ada yang nampak benda itu di dalamnya. Itu kata orang yang lihat tapi bagi saya itu hal biasa saja,” kata JM kepada awak media.

“Sebenarnya Lapak Pangker ini dibangun Bupati zaman Pak Azmun untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah sekarang disebut UMKM dan ini termasuk saya didalamnya,” imbuhnya.(Tim)

No More Posts Available.

No more pages to load.